Jejak Pelaut Prasejarah Nusantara: 40 Ribu Tahun Menantang Laut

Ilustrasi Kapal Kuno Masyarakat Nusantara. (The Malay Pill)

sinarjiwa.id — Temuan ilmiah dari Universitas Ateneo de Manila (2025) membuka kembali kisah manusia awal di Nusantara—mereka yang 40 ribu tahun lalu telah berani menyeberang laut luas. Bukti perkakas batu, serat tanaman, dan peralatan menangkap ikan laut dalam dari Filipina, Indonesia, dan Timor-Leste menandai kecerdikan leluhur kawasan ini.

Peneliti Riczar Fuentes dan Alfred Pawlik mengatakan pada 2025, “Kehadiran spesies pelagis besar menunjukkan pemahaman musiman dan rute migrasi laut.” Ucapan ini mencerminkan pandangan bahwa pelaut purba sudah membangun hubungan intim dengan alam.

Serat nabati yang diproses menjadi tali memperlihatkan keterampilan teknis sekaligus nilai gotong-royong karena proses pembuatannya memerlukan kolaborasi. Begitu pula keyakinan bahwa perahu organik dibangun dengan teknik pengikatan, yang menuntut ketelitian dan pengetahuan ekologis.

Penelitian ini mengubah cara kita melihat manusia awal Nusantara: bukan sekadar kelompok pemburu, tetapi komunitas pelaut yang merumuskan strategi hidup dari laut.

Temuan perahu Lambur di Jambi (2021) juga menunjukkan keberlanjutan tradisi pelayaran yang digenggam masyarakat selama ribuan tahun. (*)